Hikmah

APA DAN BAGAIMANA HUSNUL KHATIMAH?


2 tahun yang lalu


apa-dan-bagaimana-husnul-khatimah

Tanya:


Banyak ustad mendoakan kita meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Apa arti kata husnul khatimah itu, adakah dalilnya, adakah tingkatannya, dan bagaimana cara meraihnya?


Mohon penjelasan Bapak. Terima kasih.


Dwi Tranggono – Rungkut, Surabaya

 


Jawab:


Pertanyaan Bapak Dwi Tranggono sangat singkat. Tapi, isinya padat, terdiri atas empat pertanyaan yang berat. Menurut bahasa, husnul khatimah (حسن الخاتمة) adalah bahasa Arab yang artinya baik pada ujung atau akhirnya. Sementara menurut istilah, husnul khatimah adalah kematian yang terbaik, yaitu memeluk agama Islam. Inilah yang menjadi harapan semua muslim. Sebab, Allah SWT berfirman,  


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ


“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran [3]: 102)


Ada tiga tingkatan husnul khatimah. Pertama, mati dalam keadaan beragama Islam, meskipun membawa banyak dosa. Kedua, mati dengan mengucapkan kalimat tauhid, meskipun membawa banyak dosa. Nabi SAW bersabda,


مَنْ كَانَ آخِرَ كَلَامِهِ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ


“Barangsiapa pada akhir hidupnya mengucapkan "laa ilaaha illallah," maka ia masuk surga” (HR Abu Daud dari Muadz bin Jabal, ra). Maka, kalimat "laa ilaaha illallah" disebut juga miftahul jannah atau kunci surga.


Ketiga, mati ketika sedang atau setelah melakukan perbuatan yang disenangi Allah SWT. Misalnya, ketika sedang atau setelah melaksanakan shalat, haji, puasa, menolong orang, dan sebagainya. Inilah tingkatan tertinggi, sebab mati dengan membawa banyak pahala, dan sedikit atau nihil dosa. 


Adapun cara-cara meraih husnul khatimah adalah: (1) mengisi hati dengan syukur, senang, ikhlas, tidak mengeluh atas apa pun dan berapa pun pemberian Allah, (2) memperbanyak zikir, khususnya “la ilaha illallah” setiap saat dan membiasakan perbuatan yang baik. Dengan cara itu, seseorang akan secara otomatis mengucapkan kalimat tauhid itu, ketika ajal menjemput, (3) memperbanyak istighfar dan tobat, (4) melupakan kebaikan yang pernah dilakukan agar tidak merasa suci  atau merasa cukup dengan pahala yang terkumpul, (5) memperbanyak memohon untuk diwafatkan ketika sedang atau setelah melakukan kebaikan, serta membawa pahala, dan bebas dari dosa. Inilah salah satu doa husnul khatimah dari Nabi SAW,


اَللّٰهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الْأُمُوْرِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْأٰخِرَةِ


“Wahai Allah, jadikan semua urusan dan perjalanan hidup kami berakhir dengan kemuliaan, dan jauhkan kami dari hina di dunia dan siksa di akhirat.”


Atau doa yang sering dibaca masyarakat umum,


اَلـلَّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ حُسْنَ الْخَاِتمَةَ، وَنَعُوْذُبِكَ مِنْ سُوْءِ الْخَاتِمَةَ


“Wahai Allah, kami memohon husnul khatimah dan jauhkan kami dari su-ul khatimah (mati yang buruk, tanpa iman)”


Salah satu sahabat Nabi SAW, Abdullah bin Sa’id bin Abis-Sarh, r.a wafat tahun 36 H ketika selesai shalat Subuh, sesuai dengan doa yang sering dibacanya. Ada juga ahli hadis, yaitu Ahmad bin Al Mudhoffar An-Nablusi wafat tahun 758 H dalam keadaan bersujud, sesuai doa yang sering dibacanya.