Hikmah

Islam Ajarkan Kasih Sayang kepada Sesama Makhluk


2 tahun yang lalu


islam-ajarkan-kasih-sayang-kepada-sesama-makhluk

slam merupakan agama rahmatan lil alamin atau pemberi rahmat bagi semua umat. Rahmat Allah SWT kepada makhluk sangatlah luas. Tak hanya untuk manusia, tetapi juga tumbuhan, hewan, dan isi semesta lainnya. Maka, sudah menjadi kewajiban bagi manusia untuk saling menyayangi dan mengasihi kepada semua ciptaan Allah SWT.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Umar ra, Rasulullah SAW bersabda; “Bahwa orang-orang yang berbelas kasih akan mendapatkan belas kasih dari Allah Yang Maha Pengasih. Karena itu, berbelas kasihlah kepada setiap makhluk di bumi, niscaya ‘penduduk langit’ akan mengasihimu.”

Islam mengajarkan umatnya untuk mengasihi sesama makhluk. Cendekiawan muslim asal Arab Saudi, Habib Ali al-Jufri, bahkan mengulasnya secara lengkap dalam sebuah buku yang berjudul al-Insaniyyah qobla al-Tadayyun atau berarti kemanusiaan mendahului keberagamaaan.

Pada zaman dulu seorang perempuan pernah terancam masuk neraka karena menahan kucing lalu tidak memberinya makan hingga meninggal dunia. Sebaliknya, perempuan pezina mendapat jaminan surga setelah memberikan air minum kepada seekor anjing yang kehausan. 

Islam secara syariat memang harus tunduk dan patuh pada hukum syariat. Umat Islam dilarang memakan daging anjing dan babi karena banyak mudaratnya. Begitu juga dengan air liur anjing disebut najis oleh sejumlah ulama. Namun, bukan berarti manusia diperbolehkan menghinakan mereka atau bahkan menyiksa. Manusia sebagai makhluk paling sempurna harusnya mau menjaga dan mengasihi mereka.

Contoh lainnya, saat menyembelih hewan kurban sekalipun, kita dilarang menyakiti. Pisau harus diasah sedemikian rupa agar tidak membuat hewan kurban meronta-ronta atau kesakitan. Saat mengasah pun, dilarang di hadapan si hewan karena bisa membuat mereka gelisah. Ini menandakan cintanya Nabi, akhlak Nabi. Sebagaimana Nabi diutus ke dunia untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Sikap dan tindakan manusia bersumber dari jiwa. Tingkah laku manusia merupakan refleksi dari jiwa mereka. Jiwa yang cerdas dan paham, tidak akan merugikan orang lain. 

Sementara, pengolahan jiwa berawal dari ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dimulai dari menjalankan perintahnya, lalu menjauhi larangannya. Ciri-ciri orang yang bertakwa adalah banyak merenung dan berpikir. Maka, Allah SWT selalu mengakhiri ayat-ayatnya dalam Al-Qur’an dengan perintah berpikir. (berbagai sumber)