Hikmah

Menjaga Kebiasaan Shalat Berjamaah


setahun yang lalu


menjaga-kebiasaan-shalat-berjamaah


Nurulfalah.org – Shalat adalah ibadah wajib yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya. Bahkan, dalam Al-Qur’an telah disebutkan perintah untuk mendirikan shalat yang tercantum dalam surah Al-Baqarah ayat 43, yaitu:

"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk," (QS Al-Baqarah: 43)

Rasulullah SAW sejak pertama kali mendapatkan perintah shalat senantiasa menunaikannya dengan berjamaah. Hal tersebut sudah menjadi sunnah Rasulullah SAW sehingga dapat diteladani oleh pengikutnya dalam kehidupan sehari-hari.

Perintah Nabi SAW untuk melaksanakan shalat berjamaah terdapat dalam hadis yang berbunyi:

"Kembalilah kalian dan jadilah bersama mereka serta ajarilah mereka dan shalatlah kalian, apabila telah datang waktu shalat hendaklah salah seorang di antara kalian azan dan hendaklah orang yang paling tua (berilmu tentang Kitab dan as sunnah dan paling banyak hafalan Al-Qur'an-nya) di antara kalian mengimani kalian" (HR Bukhari).

Dalam buku Dahsyatnya Shalat Berjamaah di Masjid (2020), dijelaskan bahwa Rasulullah SAW tidak menyukai orang yang meninggalkan shalat berjamaah. Hal ini tercantum dalam hadis berikut.

"Demi zat yang diriku di tangan-Nya, aku ingin menghimpun kayu bakar, lalu kusuruh seseorang mengumandangkan azan dan shalat, dan kusuruh pula imam memimpin shalat berjamaah. Dan kudatangi mereka yang tidak shalat berjamaah. Lalu akan kubakar mereka bersama rumah-rumahnya!" (HR Bukhari Muslim)

Shalat berjamaah memiliki begitu banyak keistimewaan dan hikmah bagi yang mengerjakannya. Di antaranya dari yang telah diterangkan oleh para ulama dalam buku Shalat Berjamaah dan Permasalahannya (2014: 33), hikmah shalat berjamaah yaitu sebagai berikut.

1.    Mendapatkan pahala dan kebaikan yang dihitung mulai dari menuju masjid, shalat, dan berjamaah shalatnya.
2.    Memiliki kesempatan untuk menjalin silaturahmi dengan sesama muslim.
3.    Menghilangkan kotoran hati dan niat buruk dalam diri.
4.    Menumbuhkan dan mengikat rasa kebersamaan dalam kebaikan.
5.    Mendidik diri dan hati agar siap dalam menerima kritikan.
6.    Mempersiapkan dan berlapang dada dipimpin oleh imam yang memenuhi kriteria secara syar'i.
7.    Melatih kedisiplinan diri dalam mematuhi seluruh perintah imam.
8.    Melatih untuk dapat berkonsentrasi dan penuh kekhusyuan.
9.    Mendapatkan motivasi agar semangat belajar Al-Qur’an.
10.    Menjadikan diri kompetitif atau berusaha untuk berlomba dalam jalan kebaikan. (*)